Pengertian dari Fluida
Fluida
adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan padat
plastik.
Fluida memilik sifat tidak menolak terhadap
perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah
fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser(shear stress) dalam
ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang
menekankan pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi bentuk fluid. Dapat
disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara
berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan
geser itu.
Fluida dapat dikarakterisasikan sebagai:
- Fluida Newtonian
- Fluida Non-Newtonian
bergantung dari cara "stress" bergantung
ke "strain" dan turunannya.
Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan
membentuk permukaan bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk
wadahnya), sedangkan gas tidak.
Tekanan fluida adalah gaya yang dialami oleh suatu
titik pada suatu permukaan fluida persatuan luas dalam arah tegak lurus
permukaan tersebut.
Fluida adalah zat yang dapat
mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser walaupun
relatif kecil. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan dan
jika dibagi dengan luas permukaan tersebut menjadi tegangan geser rata-rata
pada permukaan itu.
Fluida adalah gugusan yang tersusun
atas molekul-molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk
zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain.
Fluida adalah benda yang dapat
mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja
terhadapnya.
Fluida merupakan zat yang dapat
mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa
pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.
Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan
sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat
besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung
sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada
3 faktor
- massa zat
- jenis zat (kalor jenis)
- perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat
dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
- Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
- Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor
laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U
dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur
(J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep
yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat
yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut
dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada
es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua
persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan
digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima
digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi
kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang
diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah
berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)
Hubungan antara kalor dengan energi
listrik
Kalor merupakan bentuk energi maka
dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan
Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga
sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan
ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat
yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel
listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah
atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis
dapat dirumuskan.
W = Q
Untuk menghitung energi listrik
digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W adalah energi listrik (J)
P adalah daya listrik (W)
t adalah waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan
adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ;
P.t = m.c.(t2 – t1)
Yang perlu diperhatikan adalah rumus
Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.
Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua
benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi
aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah.
Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal
(suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang
suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila
persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan yang harus selalu diingat
jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan
(t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus
kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang
dikerjakan.
1. Pengertian kalor yaitu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.
2. Satuan kalor menurut SI atau
MKS yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs yaitu erg adapun untuk jenis
makanan yaitu kalori.
3. Tara Kalor Mekanik yaitu ”
penyetaraan satuan energi kalor dengan energi mekanik ”
1 kalori = 4,2 joule
; 1 joule = 0,24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal (
kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)
4. Kalor dapat menaikkan atau
menurunkan suhu.Semakin besar kenaikan suhu maka kalor
yang diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu maka
kalor yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding
lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu (∆ T) jika massa (m)
dan kalor jenis zat (c) tetap.
5. Semakin besar massa
zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin
kecil massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit.
Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan
massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T) dan kalor jenis zat (c) tetap.
6. Semakin besar kalor
jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin
kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit.
Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan
kalor jenis zat (c) jika kenaikan suhu (∆ T) dan massa zat (m) tetap.
7. Kalor jenis zat (c) yaitu
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 °C.
8. Persamaan energi kalor yaitu
: Q = m c ∆T
Keterangan :
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan J /
kg °C
m = massa zat satuan kg
∆ T = perubahan suhu satuan °C
Contoh dan Soal :
- Satu kg Air dipanaskan dari 30 °C menjadi 80 °C. Jika
kalor jenis air 4,2 x 103 J/kg°C, berapakah banyaknya kalor
yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanyakan :
m = 1 kg
Q = ?
T1 = 30 °C
Dijawab :
T2 = 80 °C
ΔT = T2 – T1
Q = m c ΔT
= 80 °C – 30 °C
= 1 kg x 4200 J/kg°C x 50 °C
= 50 °C
= 210 000 J
c = 4,2 x103 J/kg°C
= 4200 J/kg°C
2. Air yang massanya 2 kg dipanaskan
dari 24 °C menjadi 76 °C. Jika kalor jenis air 4,2 x103 J/kg°C,
berapakah banyaknya kalor yang dibutuhkan
3. Kaca yang
massanya 300 gram dipanaskan dari 20 °C menjadi 100 °C.
Jika kalor jenis kaca 0,20 kkal/kg°C, berapakah banyaknya
kalor yang dibutuhkan ?
4. Isilah table di bawah ini !
No
|
Massa
|
Kalor
Jenis
|
Suhu
Awal
|
Suhu
Akhir
|
Perubahan
Suhu
|
Banyaknya
Kalor
|
a
|
3 kg
|
4200 J/kg°C
|
27 °C
|
87 °C
|
……………
|
…………. J
|
b
|
450 gram
|
450 J/kg°C
|
……… °C
|
100 °C
|
70 °C
|
…………. J
|
c
|
2,5 kg
|
0,22 kkal/kg°C
|
20 °C
|
………. °C
|
……… °C
|
33 kkal
|
d
|
500 gram
|
……………..
|
30 °C
|
80 °C
|
……… °C
|
5750 J
|
e
|
…….. kg
|
4,2 x 103 J/kg°C
|
24 °C
|
……….. °C
|
90 °C
|
756 000 J
|
9. Zat cair dikatakan
mendidih jika gelembung – gelembung uap terjadi di dalam seluruh zat cair dan
dapat meninggalkan zat cair. Saat zat cair mendidih suhunya tetap dan
dinamakan suhu tersebut titik didih. Selama zat cair mendidih
diperlukan kalor digunakan untuk merubah wujud zat cair menjadi zat gas jadi
energi tersebut digunakan disebut kalor uap / laten. Kalor uap
suatu zat adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat
cair pada titik didihnya. Satuannya J/kg. Persaaman kalor yg diperukan
untuk menguapkan zat yaitu Q = m U . Keterangan Q =
banyaknya kalor yang digunakan satuan joule, m = massa zat satuan kg dan U =
kalor uap zat satuan J/kg. Kalor uap = kalor embun. Titik didih dipengaruhi
oleh tekanan udara di atas permukaan dan ketidakmurnian zat cair. Titik
didih normal air 100 °C jika tekanan udara sebesar 1 atmosfer atau 76
cmHg. Jika tekanan udara besar maka titik didih zat cair menjadi besar
dan sebaliknya. Alat yang memanfaatkan titih didih terhadap tekanan udara
adalah panci tekan dan otoklaf. Titik didih = titik embun.
10. Air membeku pada suhu 0 °C
sedang es mencair pada suhu 0 °C. Jadi titik beku = titik lebur.
Kalor yang dilepas untuk pembekuan suatu zat suhunya tetap dan dinamakan kalor
beku. Kalor yang diperlukan untuk peleburan suatu zat suhunya tetap dan
dinamakan kalor lebur. Kalor beku = kalor lebur.
Persaaman kalor yg diperukan untuk meleburkan zat yaitu Q
= m L . Keterangan Q = banyaknya kalor yang digunakan satuan joule, m
= massa zat satuan kg dan L = kalor lebur zat satuan J/kg. Faktor yang
mempengaruhi titik lebur zat antara lain tekanan udara di atas permukaan dan
ketidakmurnian zat. Regelasi adalah gejala meleburnya bagian balok es yang
diberi beban (tekanan luar) dan membeku kembali sesaat beban dihilangkan
PengeOptik
adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi
cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata
berasal dari ὀπτική
optik Latin, yang berarti tampilan.
Bidang optik biasanya menggambarkan
sifat cahaya tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya
adalah gelombang elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk
sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi elektromagnetikdan
mirip maupun
pada balok muatan partikel (balok
dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian
darikeelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum
cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optik kuantum hinggamekanika. Dalam
prakteknya, sebagian besar fenomena optik dapat dihitung dengan menggunakan
sifat daricahaya elektromagnetik, seperti yang dijelaskan oleh persamaan
Maxwell.
Bidang optik memiliki identitas,
masyarakat, dan konferensi. Aspek lapangan sering disebut ilmu optik atau
fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari
rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut
rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi,
keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru
dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau Optoelektronik.
Batas-batas antara bidang ini dan "optik" yang tidak jelas, dan
istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai
bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu
"cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, ilmu optik dan rekayasa optik
cenderung sangat interdisipliner. Ilmu optik merupakan bagian dari berbagai
disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya
optalmologidan optometri), dan lain-lain. Selain itu, perilaku optik yang
paling lengkap, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk
kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini
cukup untuk menjelaskan sebagian besar perilaku fenomena optik dan mengabaikan
relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Dalam ruang bebas dengan kecepatan
gelombang bepergian c = 3 × 10 ^ 8 meter / detik. Ketika memasuki medium
tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang dengan kecepatan v, yang
merupakan karakteristik dari bahan dan kurang dari cahaya besarnyakecepatan
sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya
dalam medium adalah indeks bias bahan n sebagai berikut: n = c / v
MACAM ALAT OPTIK
Alat optik adalah alat yang berupa
benda bening yang digunakan untuk menghasilkan bayangan melalui pemantulan atau
pembiasan cahaya. Ada banyak macam alat optik, di antaranya seperti mata,
karmera, lup, mikroskop, dan teleskop.
Mata adalah alat optik yang
digunakan untuk melihat yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Mata adalah
Satu-satunya alat optik yang canggih dan bukan buatan manusia. Sifat bayangan
pada mata adalah nyata, terbalik, dan dapat diperkecil. Mata memiliki
bagian-bagian yang sifat dan fungsinya berbeda-beda. Berikut ini adalah
bagian-bagian mata.
1. Kornea
a. Bersifat tembus pandang (bening).
b. Selalu dibasahi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air
mata.
c. Berfungsi untuk melindungi lensa mata.
2. Iris (selaput pelangi)
a. Iris disebut dengan selaput pelangi mengapa…??? karena
tiap manusia dari ras yang berbeda memiliki warna iris yang berbeda pula. Ada
orang yang memiliki iris berwarna hitam, cokelat, biru, dan hijau.
b. Berfungsi untuk memberi warna mata.
3. Pupil
a. Pupil adalah celah lingkaran yang terdapat di
tengah-tengah iris.
b. Pupil berfungsi sebagai shutter, pa ya shutter itu..???,
shutter itu yakni tempat jalan masuk cahaya ke dalam rongga mata.
c. Pupil dapat melebar dan dapat juga menyempit. Melebar dan
menyempitnya
pupil tergantung pada intensitas cahaya yang masuk ke mata.
d. Pupil menyempit ketika cahaya terang dan membesar ketika
cahaya redup.
4. Lensa mata
a. Lensa mata merupakan lensa cembung. Bedanya, kalau lensa
mata bersifat lentur sehingga dapat berubah menebal atau menipis. Kemampuan
menebal dan menipisnya lensa mata disebut dengan daya akomodasi.
b. Lensa mata dapat menebal atau menipis karena adanya otot
akomodasi
mata.
c. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan bayangan supaya
jatuh di retina
(bintik kuning).
5. Retina
a. Retina mata fungsinya sebagai tempat jatuhnya bayangan
hasil proyeksi lensa
mata.
b. Retina terdiri atas bintik kuning yang peka terhadap
cahaya karena mengandung jutaan sel saraf dan bintik buta yang tidak peka
terhadap cahaya.
6. Sel saraf
a. Sel saraf berfungsi menangkap sinyal visual dan
mengirimkannya ke saraf
pusat penglihatan di otak.
b. Ada dua macam sel saraf pada mata, yaitu sel batang dan
selkerucut.
Dalam mekanisme pembentukan bayangan
pada mata, dikenal adanya titik dekat dan titik jauh mata.
1. Titik dekat {Punctum Proximum/PP)
Titik dekat adalah jarak terdekat yang masih dapat dilihat jelas oleh mata
dengan berakomodasi maksimum. Untuk mata normal (emetrop), nilai titik dekat
mata/ PP = 25 cm.
2. Titik jauh (Punctum Remotum/PR)
Titik jauh adalah jarak terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata tanpa
berakomodasi. Untuk mata normal (emetrop), nilai titik jauh mata/PR = °° (tak
terhingga).
Dalam perkembangannya, banyak
manusia yang mengalami gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan itu sering disebut juga sebagai cacat mata. Beberapa macam
contoh dari cacat mata adalah:
1. Miopi (rabun jauh/mata dekat)
Penderita miopi memiliki mata yang tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas
karena daya akomodasinya terlalu lemah. Pada penderita miopi, bayangan benda
jatuh di depan retina. Cacat mata miopi dapat dibantu dengan cara menggunakan
kacamata lensa positif (cembung).
2. Hipermetropi (rabun dekat/mata jauh)
Penderita hipermetropi memiliki mata yang tidak dapat melihat benda-benda pada
jarak dekat. Karena daya akomodasi yang lemah, bayangan benda jatuh di belakang
retina. Cacat mata hipermetropi dapat dibantu dengan menggunakan kacamata lensa
negatif (cekung).
3. Presbiopi (mata tua)
Presbiopi adalah cacat mata yang timbul akibat daya akomodasi mata berkurang
mengapa demikian..??? karena faktor pertambahan usia sehingga letak titik dekat
dan titik jauh mata bergeser. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata berlensa rangkap (lensa positif dan negatif sekaligus).
4. Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan karena kornea mata tidak
berbentuk sferis (irisan bola), melainkan melengkung pada satu bidang dari
bidang yang lain (berbentuk silinder). Penderita astigmatisma dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata berlensa silindris.
Kamera adalah alat optik yang
memiliki mekanisme mirip dengan mekanisme kerja mata. Kamera memiliki
bagian-bagian sebagai berikut.
1. Film
2. Lensa kamera (lensa cembung)
3. Diafragma
4. Pengatur fokus
5. Pengatur kecepatan pembukaan dan penutupan layar.
Sifat bayangan kamera adalah nyata,
terbalik, dan diperkecil.
Lup adalah alat optik yang terdiri
dari sebuah lensa cembung (lensa positif). Lup berfungsi untuk dapat
memperbesar benda-benda kecil yang masih dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Mikroskop adalah alat optik yang
terdiri atas dua lensa cembung (lensa positif), yakni sebagai lensa objektif
dan lensa okuler. Mikroskop ini berfungsi untuk melihat benda-benda renik yang
tak dapat dilihat langsung dengan mata telanjang, seperti bakteri, mikroba,
virus, serta sel-sel tumbuhan, hewan, dan manusia. Bagian-bagian mikroskop
terdiri atas:
1. Lensa objektif, yakni lensa yang dekat dengan objek yang
diamati.
2. Lensa okuler, yakni lensa yang dekat dengan mata pengamat.
Teropong adalah alat optik yang
berfungsi untuk melihat benda-benda yang sangat jauh sehingga tampak lebih
dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong sebagai berikut.
1. Teropong bias, yakni teropong yang menggunakan lensa
objektif untuk membiaskan cahaya. Contohnya seperti teropong bintang, teropong
Bumi, teropong panggung, dan teropong prisma (binokular).
2. Teropong pantul, yakni teropong yang menggunakan cermin
cekung besar sebagai objektif untuk memantulkan cahaya. Contohny seperti
teropong pantul astronomi.
Perbedaan kalor dengan suhu
perbedaanya
secara umum :
Suhu adalah panas dinginnya suatu benda. Suhu biasa disebut temperatur.
Sedangkan kalor adalah energi panas yang dimiliki suatu benda. Kalor adalah
energi yang satuannya joule atau kalori.
secara lebih spesifik :
Suhu adalah derajat panas atau dingin suatu zat.
Sifat Termometrik adalah sebagi dasar pengukur suhu suatu zat, yaitu kepekaan
suatu zat terhedap perubahan suhu. Misalnya, volume benda bertambah jika
suhunya naik, warna benda berubah jika suhunya berubah jika suhunya berubah,
hambatan jenis berubah jika suhunya berubah, dan lain-lain.
Alat pengukur suhu adalah Termometer.
Secara Umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer
Reamur, Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.
Untuk menentukan system skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik acuan
atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm, sedangkan
titik acuan atas adalah suhu titik didih air pada tekanan 1 atm.
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan
suhu.
Satuan kalor adalah joule (J), satuan yang lain adalah kalori (kal), 1 kal
adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 10 C pada 1 gram air.
Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
satu satuan suhu.
Kalor Jenis (panas jenis) adalah kapasitas kalori tiap satuan massa.
Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan
massa.
Konveksi (aliran panas) adalah rambatan kalor yang mengikuti perpindahan
partikel-partikel zat perantara.
Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat
perantara.